Sabtu, 31 Maret 2012

Puisi Pertama




Postingan kali ini yaitu kembali sebuah tugas Bahasa Indonesia saya di kelas XII  yaitu :
"jrreeeenggg..."


Menulis puisi karya sendiri yang sajaknya diilhami dari nama teman... 


Ketika tugas ini diberikan saya jadi bingung dan sedikit cemas. Kebingungan dikarenakan saya tidak tahu harus membuat/berbuat apa. Semenjak SD saya memang berusaha menyenangi pelajaran Bahasa Idonesia, karna kalau bukan kita siapa lagi yang akan belajar BI? Namun satu hal yang kurang saya suka dari mata pelajaran ini adalah masalah puisi, baik itu menulis puisi apalagi membaca puisi. Nah, itulah yang membuat saya sedikit cemas karna ketidaksukaan saya untuk membacakan puisi, apalagi di depan umum. Saya sering minder kalau baca puisi, sejak dulu. Buat saya membaca puisi di depan umum mungkin seperti mempermalukan diri di depan orang ramai, sama seperti ngupil ketika sedang memimpin sidang DPR.


Akhirnya setelah berjuang keras dengan bertapa di gunung Singgalang, mengeluarkan semua jurus untuk mengalahkan mak erot, dan mengembara mencari-cari inspirasi akhirnya dengan perasaan bangga(#mirip perasaan bapak-bapak ketika anak pertamanya lahir), terciptalah sebuah puisi yang merupakan puisi pertama yang saya ciptakan, dan mungkin satu-satunya. Langsung saja, Let's check this out :



(Sengaja tidak diberi judul)


Siluet mentari senja lukiskan perjalanan hidup 

hiasi untaian ukhuwah yang terjalin lembut  

ingin kurangkai kata-kata terindah 

namun apalah daya 

tinta emas pun takkan dapat goreskan 

alangkah indah ciptaan Yang Kuasa 

rupa seorang wanita yang dirindukan syurga 

ornamen kehidupan tiada tara 

zaman yang kian renta 

ingin jadi saksi sebuah perjalanan 

 kelabu malam takkan dapat tutupi cahayamu

akhwat, engkaulah sebaik-baik ciptaanNya



Sebuah puisi aneh yang bermakna tidak jelas, tidak berjudul(karna saya juga tidak tahu puisi apa inii?), gak nyambung, dan kalimatnya sengaja dipuitis-puitiskan padahal antara suatu bait dengan bait lainnya sangat tidak serasi dan tidak ada keselarasan. Intinya seperti diatas, gak nyambung...


Namun, diluar semua itu saya sangat bangga dan senang dapat menyelesaikan puisi diatas, kalau tidak bangga gak akan saya tarok di blog. Kemudian terakhir terima kasih kepada teman-teman yang sudah membantu penciptaan puisi ini, yang sudah begadang untuk sedikit memberi inspirasi dan tentunya menyelesaikan puisi mereka masing-masing, terkhusus kepada Kumpin Maulana(bukan nama sebenarnya). Otak cemerlangmu telah membantu mengeluarkan kata-kata puitis.


Dan terakhir, apabila terdapat kesamaan nama bukanlah suatu ketidaksengajaan atau apabila kurang puas namanya diacak-acak dengan cara seperti ini, penulis minta maaf yang sedalam-dalamnya. Sebagai penutup dari postingan ini, tidak ada maksud dan tujuan apa-apa dari mempostkan tulisan ini ke blog, semata-mata hanya untuk mengenang masa-masa yang dilalui di akhirwaktu dari sebuah panji putih abu-abu. Wassalam.


Tidak ada komentar: